Rabu, Desember 31, 2008

KENAPA HARUS SELINGKUH?

Selingkuh? Beri saya waktu tiga menit untuk mengingatkan dan meyakinkan kalian tentang selingkuh. Nah, sebenarnya selingkuh bisa terjadi oleh dan pada siapapun dengan latar belakang apapun juga, yang pasti hubungan lalki-laki dengan perempuan baik dalam pacaran, atau sudah menikah. Akan tetapi, saya akan bawa kalian pada kata sacral ini, yaitu perkawinan.

Coba kita lihat bahwa Perkawinan adalah peristiwa terpenting dari kehidupan manusia di samping kelahiran dan kematian. Dalam perkawinan manusia dapat memainkan peranan, menentukan, dan menjalaninya. Meskipun belum tentu terjamin pencapaian keluarga bahagia.

Sebenarnya dalam ajaran beberapa agama menghendaki agar perkawinan langgeng sampai salah satu (suami-isteri) dipisahkan oleh kematian, dan diharapkan juga pelaku perkawinan (suami-isteri) dapat bertemu kembali di kehidupan yang akan datang.

Untuk itu, jika suami dan isteri ingin tetap bersama-sama dalam hidup ini dan dalam kehidupan yang akan datang, maka keduanya harus seimbang dalam keyakinan, kemurahan hati, kebijaksanaan, dan aturan moral (nilai estetis). Sebab, perkawinan adalah hidup yang sarat akan perubahan, tantangan, pengorbanan maupun gangguan, benar bukan?

Dalam perkawinan kerap kali datang gangguan terhadap pasangan berumah tangga untuk memiliki simpanan –baik wanita idaman lain atau pria idaman lain--, atau perbuatan tercela lainnya yang berhubungan dengan seks. Atau kalau boleh saya sebut dengan perselingkuhan.

Kehidupan Seks; Selingkuh?

Selingkuh dan seks, apa ada hubungannya? Kehidupan seks dalam perkawinan menduduki posisi yang urgen, karena mustahil perkawinan dilakukan dengan mengenyampingkan seks, benar bukan? Karena Seks sendiri seringkali diutamakan dalam menentukan pasangan hidup. Saya setuju dengan Eric Fromm dalam bukunya “The Art of Loving”, Dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenai, tiba-tiba saja seolah-olah tembok diantara mereka runtuh sehingga terjadilah kontak seksual.

Namun, cinta yang hanya berdasarkan daya tarik seksual tidak bertahan lama, benar bukan? Kemesraan makin lama makin tidak terasa lagi dan cepat diikuti oleh kekecewaan dan kebosanan. Nah, tidak heran jika selingkuh terjadi berdasar semata pada daya tarik seksual, dan perselingkuhan terjadi kerap berujung pada bubarnya hidup berumah tangga atau perceraian.

Dewasa ini selingkuh banyak dibicarakan dan sering terjadi. Sebetulnya banyak faktor yang mempengaruhi perselingkuhan. Tetapi pada intinya, perselingkuhan terjadi karena rasa tidak puas, dikhianati, serta krisis perhatian. Selain tiu juga meliputi masalah kesetiaan dan persoalan mencintai dan dicintai. Contoh soal, kasus para artis papan atas, seperti rumah tangga Pasha Ungu, Rizki The Titans yang didera perceraian.

Apakah sekarang perselingkuhan menjadi trend gaya hidup yang pantas untuk ditiru sebagai selingan indah meskipun keluarga tetap utuh, tidak kan? Dalam bahasa saya, perselingkuhan adalah perzinahan, suatu kategori moral yang tidak patut dilakukan.

Perselingkuhan adalah awal penderitaan. Maka jangan dipandang sebelah mata, masalah tersebut akan menjadi serius yang sulit dipecahkan bagi perjalanan perkawinan. Orang yang tidak puas dengan isterinya sendiri atau sebaliknya, berhubungan dengan wanita atau pria –isteri atau suami- lain secara bersama-sama merupakan awal dari sebuah penderitaan.

Dalam perkawinan tentunya tidak menginginkan terjadinya perselingkuhan. Sehubungan dengan itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang memungkinkan kehidupan berumah tangga berbahagia. Pertama, terjaminnya ekonomi (nafkah hidup keluarga). Kedua, tersalurnya fungsi sosial. Ketiga, terbebas dari hutang. Keempat, hidup bersih tidak ternoda (sikap yang bersifat asusila).

Kalau saya lihat kebahagiaan rumah tangga akan tumbuh dengan dasar kepercayaan, dimana suami isteri ibarat saudara, serta kepuasan yang tercipta karena puas hanya dengan pasangannya saja. Atau, hubungan itu akan langgeng kalau saja di dasari atas cinta yang tulus sebagai amanat dari Sang Pencinta. Sebab, perselingkuhan yang kerap terjadi umumnya berkenaan dengan masalah kepuasan dalam kehidupan seks masing-masing suami isteri.

Perselingkuhan yang dilakukan itu sebagai pelarian dari kekecewaan ketidakpuasan tadi, tidak bermaksud menghancurkan perkawinan. Namun, tetap saja bahwa akhir dari selingkuh tidak seindah yang dibayangkan pada awalnya. ‘Bersenang-senang dahulu, sakit kemudian’, Nah, kenapa harus selingkuh?

* Penulis adalah Pimred Jurnal Edukasi Semarang tahun 2005-2006. Dan tulisan ini diterbitkan di majalah Edukasi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

1 komentar:

  1. jangan pernah selingkuh karena perselingkuhan akan buat kita merasa bersalah seumur hidup.
    kesetiaan adalah sebuah modal buat hidup kita agar bahagia.

    terimakasih

    reza ( 085726014279 )

    BalasHapus