Jumat, Desember 19, 2008

Mencukupkan Diri

Ada sebuah cerita di kota kecil Persia dalam perjamuan para dermawan.
Si miskin kebetulan lewat di depan perjamuan para dermawan itu. Si miskin pun menengadah di depan perjamuan itu:

Seperti seorang bujang di depan pintu kamar mandi perempuan, “Aku menghadap meja (makan), karena sudah begitu lapar.”

jamuan yang berisikan aneka ragam hidangan lezat dan berlemak. sang dermawan hanya menyodorkan sepotong roti;

Sang singa tidak akan memakan sisa-sisa anjing
Sekalipun ia harus mati kelaparan di sarangnya.
Biarlah tubuhmu menderita kelaparan
Janganlah merendah karena mengharap bantuan.

Sebenarnya cerita berupa bait di atas tidak hanya mempunyai maksud bahwa sudah saatnya untuk makan, bukan berbicara; juga mengandung maksud bahwa perbincangan intelektual hanya sebagai latar untuk menuju pemahaman yang sebenarnya. Benarkah kesabaran dan qona'ah dari si Miskin sedang diuji? Bijakkah?? Pembaca yang tahu apa yang saya tidak tahu, adakah maksud lain di balik cerita ini??

Kapitalisasi Libido

Seks
Komoditi kepuasan duniawi
Di mal, toko, jalanan
Berjajaran komoditi seks

Dunia maya berhamburan sumur-sumur bule

Lekukan angka tiga candu kebiadaban,
Angka nol lubang kenistaan,
Angka satu pedang neraka

Jual beli dari Paman Sam
Melemahkan moral bangsa Kami merasa kemerdekaan ternodai
Keremajaan tereduksi liarnya libido


Apa yang bisa dilakukan negara ini?
Hanya untung rugi, devisa jagonya

Mampukah Undang-undang menghentikan Libido?
Manajemen libido,
Kekuatan iman menjagamu dari kehancuran.

Hari yang Mulia

Jumat
Adalah hari yang mulia
Hari penuh ibadah tiada pun hari lain
Berbondonglah kaum adam
Bersujud, bertafakur di baitullah

Dosa pun ditiadakan
Dari Jumat hingga Jumat
Tebarkan Sholawat
Tadahkan kedua tanganmu hingga matahari tertidur

Jumat
Keutamaan yang tidak diperjualbelikan
Bakar noda-noda syirik
Hari yang mulia nan suci