Rabu, Desember 17, 2008

Jiwa Sang Ilalang

Bilamana angin itu bertiup ke arah barat
Ku kan terbawa, terseret, lemah, lunglai tak berdaya
Akar kokohku pun termakan ulat-ulat jalang
Diam, tak dapat kuhirup lagi karbondioksida
Jiwaku melayang, melihat terseok-seok tubuhku... tak berarti.

Bilamana angin itu bertiup ke arah utara
Ku kan terbawa, terseret, lemah, lunglai tak berdaya
Akar kokohku pun termakan ulat-ulat jalang
Diam, tak dapat ku jumpai kawan-kawan sejiwaku
Jiwaku melayang, melihat terseok-seok tubuhku... tak berguna.

Bilamana angin itu bertiup ke arah timur
Ku kan terbawa, terseret, lemah, lunglai tak berdaya
Akar kokohku pun termakan ulat-ulat jalang
Diam, tak dapat ku ciptakan lagi oksigen untukmu
Jiwaku melayang, melihat terseok-seok tubuhku... tak berbelas.

Bilamana angin itu bertiup ke arah selatan
Ku kan terbawa, terseret, lemah, lunglai tak berdaya
Akar kokohku pun termakan ulat-ulat jalang
Diam, tak dapat kau lihat lagi keindahanku
Jiwaku melayang, melihat terseok-seok tubuhku... kering membusuk.

Sadarlah! aku ini sama sepertimu
Kemana pun kau membawaku
Apapun kau menjadikanku
Ku tetap akan menjadi permata hati bagimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar